A.
Pengertian
Ulkus curling
atau ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut dari
duodenal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara
fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan trauma
dengan organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress. Endoskopi fiberoptik
dalam 24 jam setelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada lambung, setelah 72
jam erosi lambung multiple terlihat. Bila kondisi stress berlanjut ulkus akan
semakin meluas.
Pada dasarnya
ada dua menyebab utama ulkus, yang pertama
adalah produksi mucus yang terlalu sedikit dan yang kedua adalah produksi asam yang berlebihan dalam lambung atau yang
disalurkan ke usus. Pada kondisi tertentu
salah satu atau kedua penyebab utama ulkus tersebut dapat terjadi secara
bersamaan.
B.
Mekanisme Terjadinya Ulkus Curling Luka Bakar.
Salah satu
kondisi yang dapat menyebabkan ulkus curling adalah luka bakar yang berat
dengan luas lebih dari 30% luas tubuh. Karena pada luka bakar yang berat akan peningkatan permeabilitas kapiler, sehingga
menyebabkan perpindahan natriun, air, dan protein dari intravaskuler ke dalam
ruang interstisial yang ada kaitanya erat dengan aktivitas hormone aldosteron
ginjal.
Respon tubuh
pada mulanya adalah berkurangnya darah ke ginjal dan menurunnya GFR (glomerular
filtration rate),yang menyebabkan oliguri. Aliran darah menuju usus juga
berkurang,yang pada akhirnya dapat terjadi ileus intestinal dan
disfungsigastrointestia pada klien dengan luka bakar yang lebih dari 25 %.
Perpindahan
ion Na, H2O, dan protein ke ruang interstisial akan menyebabkan
penurunan volume darah sirkulasi, jika penurunan sampai 50% maka tubuh akan
menyalami syok. Syok akan menyebabkan stress masif dan hampir semua jenis
stress baik bersifat fisik maupun neurologi akan menstimulus hipofisis anterior
untuk lebih banyak mensekresi hormone ACTH yang akan segera diikuti oleh
peningkatan sekresi hormone adrenokortikal berupa kortisol dalam waktu beberapa
menit. Dan kortisol ini akan menstimulasi sel parietal (Oksintik) dalam lambung
untuk lebih banyak memproduksi asam lambung. Dan Asam klorida (HCL) ini terlibat
dalam perubahan pepsinogen menjadi enzim aktif yaitu pepsin.
Selain itu
penurunan volume darah akan menyebabkan penurunan aliran darah yang menuju ke
usus sehinga akan menyebabkan hipoksia lapisan usus yang akan menghambat
kelenjar penghasil mucus di duodenum, yang disebut dengan kelenjar brunner.
Penurunan produksi mucus ini pengurangi perlindungan terhadap asam lambung.
Sedangkan stress yang terjadi akibat stres luka bakar akan menstimulasi hormone
kortisol yang dapat memicu sel parietal (oksintik) gastrin untuk semakin banyak
memproduksi asam klorida atau asam lambung. Maka oleh karena itu Ulkus curling
sering terlihat kira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.
Pada keadaan
stress karena syok luka bakar juga akan menstimulasi aktivasi saraf simpatis
yang menurunkan aktivitas viseral dengan menghambat peristaltik usus dan
peningkatan kekuatan sfingter.
Jadi
kesimpulanya, ulkus curling merupakan salah satu komplikasi yang dapat
ditimbulkan oleh luka bakar. Ulkus terjadi pada mukosa gastroduodenal karena
jaringan ini tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan sehingga
produksinya terus meningkat, sehinga terjadi erosi pada lapisan gastroduodenal.
Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam
peptin, atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa
yang rusak tidak dapat mensekresi muscus yang cukup bertindak sebagai barier
terhadap asam klorida atau asam lambung. Dan peningkatan aktivitas saraf
simpatis karena stress akan menurunkan peristaltic dan peningkatan kekuatan
sfingter sehingga asam lambung akan semakin sulit untuk dimobilisasi sedangkan
barier lambung pelindung asam lambung berkurang maka resiko untuk terjadinya
perdarahan lambung akan semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed 11. Jakarta : Penerbit EGC.
Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. 2001. Buku ajar keperawatan medical bedah jilid 3.
Ed 8 . Jakarta :Penerbit EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar